Wednesday, April 28, 2021

Terimakasih anak2ku

 Alhamdulillah, tulisan pengantar pembuataan dan penggunaan alat peraga hampir usai, tinggal finishing.

Penjelasan dan hasil diskusi dari pak Imron membuatku tersadar mencari-cari dan menggali 'pusaka' yang selama ini pernah kumili,ku buat dan kulakukan. Selamaini akau tak sadar bahwa iitu adalah aset yang penting tidak hanya buat siswa tapi juga buatku. Jemariku melompat kesana kemari dengan mata nanar mencari-cari dokumen yang pernah kubuat dulu. Ku bongkar semua  file yang pernah ada, kosong. Hatiku hancur. Aku bingung apa yang harus kulakukan? ku kerahkan anakku yang jago IT untuk mencarai harta karun terpendam dan tersembunyi, namun hasilnya nihil. Ku minta bantuan teman yang super duper hebat dalam IT, juga nol. Ya betul aku ingat,hp ini pernah hang gegara overload. Belum lagi  ia pernah menyelam di dalam bag kamar mandi beberapa waktu lalu karan aku takmau ketinggalan webinar barang secuilpun. dan dua  hari setelah itu ia harus masuk 'rumah sakit hp' untuk membuatnya hidup kembali. Dan, kau tau apa resikonya? Aku harus kehilangan data dan dokumen apapun didalamnya. Apa boleh buat,nasi sudah menjadi bubur. Aku harus memulai dari awal.

Baiklah untuk dokumen foto aku bisa mereka ulang dengan meminta siswa datang kesekolah pake baju seragam. Aku mulai mengancam anak2 yang tidak selesai tugasnya harus kesekolah hariesok hari untuk selesaikan tugas di sekolah, jangan lupa pake baju seragam. Gampang? O tidak. Ternyata tak satupun yang datang dengan suka rela. Aku memutar otak. Mereka tak menanggapi,. Ketua kelas izinke dokter gigi, wakil izin di luar kota. parah,siswa sudah berani berlagak seperti kawan.  Tapi aku tak mau gagal hari ini. Ku telpon ketua komite yang ramah dan responsif. Beliau siap mengantar putranya kesekolah bersama beberapa temannya.  Sejurus kemudian mereka hadir. Aku gembira, namun mereka datang dengan memakai kaos oblong dan jumper. Oh my gosh. Apa aku harus menyerah dan menunda besok ? Tidak. Kuminta mereka menghubungi teman2nya yang tinggal dekat sekolah, namun tak satupun mengangkat. Akhirnya mereka bersedia mendatangi rumah beberapa teman  mereka untuk meminjam baju seragam.Aku menggu lebaih dari 30 menit dan mereka belum kembali. Hatiku mulai gelisah, danaku berdoa,ya Allah selamatkan mereka dari mara bahaya. Kucoba menghubungi ponsel mereka namun tak satupun menyahut. Aku duduk sambil terus berharap mereka kembalidengan membawa teman dan seragam.Dan betul, mereka datang dengan tanpa membawa teman  lagi. Namun mereka membawa baju seragam hasil pinjaman dan ambil dari rumah mereka. Segera mereka ganti pakaian. Kuminta salah seorang teman untuk mengambil gamabr ketika aku dan siswa sedang memperagakan lata peraga kami. Setelah mencoba berbagai pose dengan pengaturan tempat duduk agar tidak terlihat kosong kelasnya, akhirnya pengambilan gambar itupun sukses. Anak2 cukup kooperatif dan mendukung. 

Alhamdulillah, urusan pengambilan dokumen hari ini berjalan dan membuahkan hasil meski dengan beberapa ujian dan effort. Tak mengapa, buah yang manis dan matang sering kali berada di dahan yang tinggi. Bila ia di tangkai bawah dan bisa jadi ia tersembunyidan takterlihat orang lewat, atau anda harus menjaganya siang malam agar tak terjamah orang. Bukankah itu suatu usaha juga?

Segera ku rapikan file-file ku dan kupilih gambar terbaik yang cocok dan yang mengandung minim efek kosong. Dan, done. Akhirnya selesai juga. Terimakasih anak anakku.      

No comments:

Post a Comment