Thursday, November 18, 2021

 

                                                               Hidup adalah belajar

Pagi ini Jumat, 18 November 2021. Seperti biasa aku melakukan tugas rutin, berangkat kesekolah buat mengajar. Setelah mengikuti webinar pak Adi semalam aku langsung pergi tidur karena malam kemarin bangun setengah dua dan belum tidur hingga jam 10 malam. Mestinya enak langsung tidur, tapi nyatanya sulit tidur juga. Kuraih HP untuk buka you tube motivasi dengan suara kecil agar mudah tertidur dan allhamdulillah tidur juga meski ada beberapa kali terbangun. Jadinya agak kesiangan bangunnya, hampir azan subuh baru bangun. Ritual hari ini adalah revisi tulisan yang semalam belum selesai karna disambi dengar webinar. Pukul setengah delapan aku berangkat dengan mengendara sendiri karna suami lagi pulang kampung.

Di tengah jalan ketika sampai di pertigaan Alaya, perumahan dan Giant bila belok kiri, lurus untuk ke kota, mobilku di hentikan oleh seorang lelaki kurus, kuat dan tegas berkarakter. Ia berdiri 'ndaplang' dihadapanku tanpa peduli apalagi takut bila aku maju menyenggol badannya yang lincah sigap itu. Tangan kirinya memegang benda bulat bertangkai yang di gunaan untuk menyetop kendaraan yang ia maui. di mulutnya terselip peluit dan tangan kanannya ia pakai untuk mempersilahkan pemotor dari arah berlawanan denganku yang hendak belok ke arah Giant atau perumahan. Aku berhenti dengan sopan sambil mengagumi sikapnya yang all out memberi jalan pemotor untuk bisa belok kanan dengan aman. Sikapnya tegas, berani menghentikan siapapun yang dia maui menolong orang mau lewat,  tidak peduli orang kasih uang atau tidak. dia pun tidak menghiraukan orang yang di tolongnya berterimaksh dengan memberi uang receh atau tidak. Dia sama sekali tak tampak minta di beri atau dikasihani. 

Orang ini tidak asing bagiku karna hampir tiap hari dia ada disana, membantu lalulintas yang sebenarnya tugas polisi, tapi polisinya hampir tak pernah ada kecuali ada event atau kecelakaan disana.

Kita sebagai makhluk Allah diciptakan bukan untuk bersenang-senang muka bumi,  namun untuk menuntut ilmu dan beribadah. Sebagaimana hadis Nabi Muhammad yang semoga Allah merahmatinya yang mengatakan bahwa " Tuntutlah ilmu dari ayunan hingga ke liang lahat". Sementara hadis lain mengatakan bahwa 'Tuntut ilmu hingga ke negeri Cina". Nah itu artinya kita memang disuruh belajar. Umumnya belajar adalah datang kesekolah, pesantren mendatangi gurudan kyai atu kekampus mencaro dosen dan professor. Mereka orang terpelajar yang punya banyak ilmu layak kita datangi. Namun jangan salah, belajar tidak harus kepada guru atau guru besar sekalipun bahkan dengan makhlukAllah yang terlihat hina dimata manusia seperti tukang batu, tukang sampah, pemulung, petani bahkan tukang parkir sekalipun layak menjadi guru bagi kita. Lihatlah firman Allah dalam surat Al  Baqarah 2:269 yang berbunyi : "Allah menganugerahkan hikmah kepada siapa yang di kehendakiNya. Dan barang siapa dianugerahi hikmah , ia benar-benar telah di anugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang2 yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)."  

Lalu apa hubungannya tukang parkir diatas dan belajar? Betapa aku di beri pelajaran hidup oleh tukang parkir pengatur lalulintas dengan cara nya bekerja yang all out, tegas dan berani. Tidak punya rasa takut dan gentar sedikitpun sepanjang yang dilakukannya benar dan berguna bagi orang lain. Lakukan dngan sepenuh hati. Bodo amat orang mau bilang terimakasih atau tidak. Lakukan yang kau suka, yang kau pikir benar dan manfaat.


Salam Jumat,


No comments:

Post a Comment